Rabu, 08 Februari 2012

Mendampingi Orangtua Saat Menjalankan Ibadah Haji

Menjalankan ibadah haji adalah wajib hukumnya. Anda tentu sudah mengamini hal ini. Seringkali seseorang menjalankan ibadah haji satu rombongan dengan orangtua. Dalam kondisi seperti ini, Anda yang lebih muda (dan lebih kuat secara fisik) wajib menjadi pelindung dan penolong mereka. Insya Alloh ketulusan Anda akan berbuah amal.

Nah, untuk Anda yang terpanggil untuk mendampingi orangtua selama menjalankan ibadah haji, cobalah mengingatkan mereka untuk selalu waspada, dan juga berhati-hati dengan menerapkan beberapa saran berikut ini.

1.Meninggalkan pemondokan dengan aman. Ingatkan agar barang-barang berharga milik jamaah haji yang ditinggal di pemondokan sebaiknya disimpan dalan koper yang terkunci dan pintu pun tak lupa dikunci. Sebelum meninggalkan pemondokan pastikan kran air, AC, kompor dimatikan dan colokan listrik juga dicabut.

2.Tidak mudah percaya pada pengemis. Sebaiknya tidak mudah percaya pada pengemis yang mengaku kehilangan semua harta benda mereka dan perlu kembali ke Jeddah, Makkah, Madinah atau daerah lainnya. Lebih baik berikan sadaqah Anda melalui badan resmi seperti amil zakat karena mereka lebih mengetahui siapa yang membutuhkan.

3.Pergi ke mana-mana dengan makhram. Jangan biarkan jamaah haji perempuan perempuan (lebih lebih yang sudah lanjut usia) berbelanja atau berjalan sendiri tanpa pendamping pria yang merupakan makhramnya. Sebaiknya berbelanja dan berjalan bersama-sama.


4.Menghindari berjejal-jejal dan berdesak-desakan. Misalnya saat Thawaf di lantai bawah, pasti kondisinya akan berdesak-desakan, namun jemaah bisa melakukannya di lantai atas walau harus berjalan kaki dalam waktu sekitar 2 jam. Juga tidak memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad dengan cara berdesak-desakan pria dan wanita, apalagi harus membayar kepada seseorang.

5.Berhati-hati jika naik taksi. Jika hendak bertransportasi dengan menggunakan taksi atau transportasi lainnya baik di Mekah, Madinah, atau tempat lainnya, sebaiknya untuk pasangan suami istri agar waspada. Dahulukan suami untuk naik taksi terlebih dahulu. Jika hendak turun dari taksi, istri yang turun lebih dulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari penculikan dan pemerkosaan yang dilakukan kepada wanita. Karena modus melarikan wanita dengan taksi kadang terjadi.

6.Jika jamaah haji hendak naik taksi, sewa unta atau jasa lainnya, harus sudah sepakat dengan harganya. Prosesnya, jamaah haji harus menawar lebih dulu, tidak langsung menerima dan langsung naik.

7.Berani Bilang “No picture!” Sebaiknya tidak menawar jasa pemotretatan dari atas unta secara sembarangan, karena si pelayan akan langsung mengambil gambar dan memaksa untuk membeli fotonya. Jadi jamaah haji harus berani bilang, “No Picture!” Daripada terlibat masalah dengan tukang potret dengan kendala bahasa.

8.Tidak memotret dalam Masjidil Haram. Sebab akan mengakibatkan jemaah harus merelakan tasnya untuk digeledah oleh petugas keamanan masjid. Tentu akan sangat merepotkan. Sebaiknya telepon seluler yang dibawa ke masjid tidak berkamera, termasuk Masjid Nabawi Medinah, sebab pemeriksaan tas cukup ketat. Jika telepon seluler berkamera biasanya di larang masuk. Sedang di Masjidil Haram-Mekah pemeriksaan sebenarnya tidak terlalu ketat karena terlalu banyaknya jemaah, tapi tetap dilarang memotret.

9.Bagi wanita yang sedang haid atau sakit sebaiknya tinggal di pemondokan ditemani mahram atau teman sesama wanita dan mengunci kamar demi keamanan.

10.Tidak membawa barang-barang berharga dalam perjalanan. Misalnya agar jamaah haji berhati-hati dengan uang dan barang-barang berharga yang dibawa selama berada di Masjidil Haram. Sebaiknya barang yang dibawa yang perlu saja, yang lain bisa ditinggal di pemondokan dengan kondisi pintu dikunci.

11.Menyimpan nomor telepon yang siap dikontak. Berikan nmor telepon Anda kepada orangtua yang Anda dampingi. Nomor-nomor telepon yang perlu untuk disimpan dalam daftar nama kontak telepon seluler atau dicatat pada kertas yang dimasukkan di dalam tas pinggang yang selalu dibawa kemana-mana antara lain sesama anggota keluarga yang turut naik haji, teman sekelompok, pemimpin kloter, dan dokter dalam kelompok.

12.Mempelajari cara menggunakan lift. Setiap menggunakan lift hendaknya berhati-hati dan perhatikan petunjuknya. Berhati-hati juga diperlukan saat naik atau turun dengan tangga berjalan (eskalator), sehingga pakaian tidak tersangkut dan membahayakan keselamatan.

13.Berbagi ilmu dan pengalaman. Bagi jemaah yang baru pertama kali melaksanakan Ibadah haji hendaknya tidk sungkan untuk bertanya pada peserta haji lain yang sudah pernah naik haji. Dan bagi yang sudah pernah menjalankan Ibadah Haji, hendaknya dengan ikhlas dan senang hati mensharingkan pengalamannya dan membimbing peserta haji yang baru pertama kali ke Tanah Suci.

14.Tak henti berdoa. Insya Allah, para jemaah akan selalu dilindungi, diberikan keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan Ibadah Haji, hingga tiba kembali ke tanah air dalam kondisi sehat wal’afiat. Selamat menunaikan Ibadah Haji!
Nah, semoga Anda dan orangtua yang Anda dampingi dapat menunaikan ibadah haji dengan tenang.

[rg.foto: antaranews.com]



===== ONH Plus, Umrah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar