Selasa, 12 Juni 2012

Mempersiapkan Perjalanan Haji

Persiapan Haji

Haji merupakan rukun Islam kelima yang dilakukan selama sebulan penuh di tanah suci. Oleh karena membutuhkan waktu yang relatif lama dan terikat waktunya, kita tentu harus benar-benar mempersiapkan diri, baik lahir dan batin. Perjalanan yang cukup lama dan jauh ini memerlukan persiapan yang cukup matang. Nah, apa saja yang perlu kita persiapkan sebelum keberangkatan haji?

Beberapa persiapan yang harus diketahui dan dipahami jamaah calon haji di antaranya mencakup persiapan fisik, mental, spiritual, material, dan pengetahuan seputar ibadah haji. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan perjalanan haji.

Persiapan administratif
Saat memutuskan untuk melakukan perjalanan ibadah haji ke tanah suci, calon jamaah haji harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah, baik ketika masih di tanah air maupun ketika sudah berada di tanah suci. Pelaksanaan ibadah haji atau umrah di tanah air diselenggarakan oleh Departemen Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji.
Syarat-syarat administratif seperti pengisian formulir pendaftaran, tabungan haji, pengelompokan/kloter, pembayaran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji), dan prosedur lainnya, bisa ditanyakan pada Departemen Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Jika menggunakan fasilitas haji plus, syarat administratif bisa ditanyakan langsung pada Penyelenggaraan Haji (travel) yang bekerjasama dengan pihak kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang mengurus daerah domisili jamaah haji/umrah.

Persiapan manasik
Sudah selayaknya bagi jamaah haji mempersiapkan diri dengan seperangkat pengetahuan seputar tata cara dan tuntunan ibadah haji dengan cara belajar, baik secara mandiri maupun dengan bimbingan seorang ustadz atau pembimbing haji yang sudah berpengalaman. Hal ini merupakan bekal berharga agar pengetahuan jamaah tidak kosong atau kurang informasi saat berada di tanah suci. Jamaah juga harus mengetahui mawaqit (miqat) dan tempat-tempat khusus yang perlu diketahui ketika berada di tanah suci selama pelaksanaan ibadah haji.
Mempelajari tuntunan ibadah (manasik) haji/umrah, termasuk ihram, thawaf, sai, serta menghafal beberapa dzikir dan doa utama yang diajarkan Rasulullah Saw. Perlunya mempelajari doa utama yang diajarkan Rasulullah saw yaitu agar lebih memantapkan hati dan pikiran untuk berdzikir dan bertafakur pada kebesaran Allah Swt. dan keluhuran Rasulullah Saw.

Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud di sini mencakup hal-hal yang terkait dengan kebersihan hati serta harta yang kita gunakan unuk berhaji. Barikut beberapa persiapan mental tersebut.

Meluruskan niat
Dalam setiap ibadah, hendaknya niat beribadah dilakukan semata-mata tulus dan ikhlas untuk Allah swt. Dengan meluruskan niat, kita berharap bisa memberishkan diri dari sikap riya, ujub, dan sombong. Apa yang kita lakukan selama beribadah semata-mata berharap ridho Allah swt.

Sabar dan tawakkal
Sikap sabar dan tawakkal perlu dipersiapkan sebelum kita berangkat haji. Bayangkan, saat di tanah suci, kita berada di daerah yang jauh dari tanah air dan bertemu dengan beragam tingkah laku manusia dengan kultur yang berbeda. Bila ada kejadian seperti tersesat atau tertimpa musibah maka tidak banyak yang bisa dilakukan selain bersabar dan bertawakal kepada Allah swt.

Membersihkan diri
Membersihkan diri yang dimaksud adalah mempersiapkan jiwa dan hati yang bersih, membuang segala bentuk sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, congkak, dendam, dan lainnya. Seorang jama'ah juga harus memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa kepada Allah Swt. Meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain jika ada kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat.
Membersihkan harta
Setiap muslim diwajibkan mencari harta yang halal dan baik dalam seluruh aktivitas ibadahnya, termasuk ibadah haji dan umrah. Allah berfirman, "Maka makanlah yang halal dan baik dari rezeki yang diberikan Allah pada kalian, dan bersyukurlah atas nikmat-Nya jika kalian menyembah hanya pada-Nya (Q.S. An-Nahl 16:114) Seorang jamaah harus menggunakan harta yang halal dan baik dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Mencukupkan harta
Mencukupkan harta yang dimaksud adalah jamaah harus meninggalkan harta yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan di tanah airnya. Seorang jamaah hendaknya tidak menunaikan ibadah haji dengan harta yang menjadi satu-satunya sumber kekayaan yang akan habis dengan pelaksanaan haji dan berakibat mudharat pada keluarga yang ditinggalkannya. Jadi, jamaah harus memiliki kelebihan harta yang bisa memberi jaminan bagi keluarga yang ditinggalkannya.

Melunasi hutang
Calon jamaah haji harus melunasi hutang-hutangnya sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji atau umrah. Seorang jamaah tidak boleh melaksanakan ibadah haji bila masih tersangkut hutang pada orang lain. Perlu diperhatikan bahwa masalah hutang yang tidak terbayar hingga jamaah meninggal dunia akan menimbulkan konsekuensi tertahannya ia di pintu surga, meskipun yang berhutang adalah seorang syahid yang wafat di medan jihad, sampai hutang-hutangnya terlunasi.

Persiapan fisik dan kesehatan
Persiapan fisik dan kesehatan meliputi kegiatan general check-up, konsultasi kesehatan, dan latihan fisik. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan terkait persiapan fisik dan kesehatan.
1. Periksa kehamilan
2. Identifikasi penyakit yang mungkin ada dan penanggulangnya.
3. Meminta rekomendasi dokter untuk obat yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi selama ibadah haji.
4. Meminta nasehat dokter tentang apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan terkait penyakit tertentu yang kita miliki.
5. Bagi penderita jantung, asma, diabetes, atau penyakit risiko tinggi harap meminta perhatian khusus dengan melaporkannya kepada petugas berwenang.
6. Senam aerobik secara teratur.
7. Berjalan kaki untuk membiasakan diri berjalan jauh di bawah terik matahari.

Itulah beberapa persiapan yang perlu dilakukan menjelang pemberangkatan haji. Semoga dengan persiapan yang matang, ibadah haji bisa kita jalankan dengan lancar dan menuntun kita meraih kemabruran. (Jng/RA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar