Sabtu, 30 Juni 2012

Umroh Plus Eropa ( Istambul Turki )

Umroh Plus Eropa ( Istambul Turki )




Cheria Travel Menyediakan Paket Umroh Plus Istambul Turki Eropa, dengan fasilitas dan akomodasi yang  nyaman dan sesuai permintaan dari Hotel Bintang 3 s/d  4 dan 5 untuk informasi  Silahkan Hubungi Marketing kami Untuk Revervasi.

Untuk Konsultasi Dan Pendaftaran Hubungi Divisi Marketing

Farida Ningsih
Gedung Twink Lt. 3, Jl. Kapten Tendean No.82 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Http://www.cheria-travel.com
Phone: 021-73888872 | 021-7900-201 | 021-7372864
Mobile: 0812-98-570855 | 0815-84-350733 | 0828-1709-4113

Silahkan Saksikan Video Umroh Plus Istambul Berikut Ini


Rabu, 27 Juni 2012

Biaya ONH/BPIH 2012 Naik 3 Jutaan

Hingga saat ini, besaran ONH/BPIH tahun 2012 belum juga bisa dipastikan. Pada saat pembahasan awal besaran ONH/BPIH 2012, suasana memang sangat dipengaruhi isu rencana kenaikan BBM. Meskipun kenaikan harga BBM di dalam negeri dibatalkan, ada kemungkinan ONH/BPIH 2012 akan naik. Informasi ini dilansi oleh JPNN dalam sebuah artikel beritanya berikut ini.

JAKARTA—Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat memprediksikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2012 akan mengalami kenaikan hingga menyentuh angka Rp 3 jutaan, jika dibandingkan dengan BPIH tahun sebelumnya.

BPIH tahun 2012 ini diperkirakan akan mencapai mencapai 2.206 dolar AS. Sedangkan tahun 2011 lalu sebesar 1.830 dolar AS.

“Ya, kemungkinan (BPIH) akan naik sekitar Rp 3 jutaan. Tapi ini masih dalam proses pembahasan,” ungkap Bahrul ketika ditemui di Gedung Kemenag, Jakarta, Jumat (13/4).

Namun begitu, Bahrul menerangkan bahwa kenaikan angka tersebut sangat dimungkinan masih dapat turun hingga Rp 1 juta. Hal itu bisa terjadi karena memanfaatkan dana optimalisasi haji.

“Maka itu, ini yang harus difinalkan dulu karena jika memang turun, itu artinya ada pemanfaatan dana optimalisasi,” ujarnya.

Bahrul menambahkan, pemanfaatan dana optimalisasi yang berasal dari hasil bunga setoran awal jamaah haji ini dianggap perlu untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pemberangkatan haji pada tahun – tahun berikutnya.

“Masalah ini akan terus kita upayakan untuk mencari titik kesepakatan. Kami juga saat ini masih menunggu undangan dari DPR untuk membahas masalah ini. Pemerintah mengharapkan bulan April ini sudah bisa diketok besaran BPIH 2012 ini,” paparnya.
Kalau bisa turun, kenapa harus naik?
Sedikit flash back ke belakang,ONH/BPIH pada tahun lalu, yaitu tahun 2011, turun dibandingkan ONH/BPIH 2010. Pada Tahun 2010, ongkos naik haji sebesar Rp 31.080.600, sedangkan ONH tahun 2011 sebesar Rp 30.771.900. Artinya, terjadi penurunan sebesar Rp 308.700.
Bagi masyarakat, turunnya besaran ONH/BPIH tentu menjadi dambaan dan harapan. Maklum, siapa sih yang tidak ingin menunaikan ibadah haji? Bukankah ibadah haji merupakan satu dari 5 rukun yang menjadi pilar bangunan Islam. Apalagi banyak keutamaan yang bisa diraih dengan menjawab panggilan dari Allah swt untuk melaksanakan haji.

Hanya saja, jarak yang cukup jauh memang menjadi ujian bagi masyarakat muslim di bumi nusantara ini. Ongkos transportasi dan biaya pemondokan menjadi beban tersendiri. Dengan begitu, dibutuhkan tekad yang kuat dan kesabaran yang tinggi agar cita-cita naik haji bisa terlaksana.
Oleh sebab itu, turunnya biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya ONH/BPIH 2012 begitu sangat diharapkan. Kalau memang bisa turun, lebih baik jangan dinaikkan, minimal tetap.

Inilah faktor penyebab naiknya ONH/BPIH

Calon jamaah haji boleh saja berharap, tapi kepastian kenaikan ONH/BPIH 2012 tetap berada di tangan penyelenggara haji. Dalam hal ini pemerintah atau kementerian agama.

Menurut menteri agama, Suryadharma Ali, terdapat tiga tanda yang menonjol yang menentukan kenaikan BPIH di tahun 2012 ini. Pertama, kenaikan harga BBM dunia. Kedua, biaya perumahan/pemondokan di Mekkah. Ketiga, nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Pada waktu haji 2011 lalu selesai, terdapat sekitar 1.700 rumah di sekitar Masjidil Haram yang dibongkar. Hal ini mengakibatkan ketersediaan pemondokan menjadi berkurang karena dibongkar. Karena permintaan naik, harga pemondokan pun menjadi naik.

Begitu pula dengan nilai tukar rupiah, yang berbeda antara Tahun 2011 dengan Tahun 2012. Pada Tahun 2011, nilai tukar rupiah sekitar Rp 8.200 per dollar. Sementara pada tahun 2012, nilai tukar rupiah di atas Rp 9.000 per dollar. “Jadi jangan bilang pemerintah bisanya menaikkan. Tapi dipaksa naik karena ada faktor itu," tukasnya.

Solusi alternatif

Melihat faktor-faktor di atas memang terlihat bahwa pihak penyelenggara, dalam hal ini pemerintah seolah tidak bisa berbuat banyak. Semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. Namun, ada sebuah inspirasi dari sebuah negara yang bernama Turki. Jika saat ini Indonesia menyewa pemondokan setiap tahun, Turki menyewa pemondokannya setiap sepuluh tahun. Bedanya? Jika setiap tahun, kenaikan harga sewa pondokan berpotensi besar untuk naik setiap tahunnya. Sementara jamaah haji asal Turki bisa menikmati harga pemondokan yang sama meski pada musim haji sepuluh tahun yang akan datang.
Sementara itu, untuk menyiasati ONH atau BPIH yang bisa jadi selalu naik di setiap tahunnya, secara pribadi calon jamaah haji bisa menggunakan tabungan emas atau dinar yang memiliki nilai tetap. Jika nilai uang kertas dipengaruhi inflasi, tidak dengan nilai dinar (emas) dan dirham (perak). Jika terjadi inflasi pada uang kertas (penurunan nilai tukar uang terhadap barang), nilai dinar dan dirham justru mengalai kenaikan dinilai dengan uang kertas.

Nah, mitra haji dan umrah, ONH/BPIH 2012 boleh saja naik. Namun, jangan sampai naiknya ongkos haji tersebut membuat semangat kita untuk naik haji menjadi turun. Jika kita memiliki niat baik, Allah swt pasti akan menyediakan jalannya. (RA)

Senin, 25 Juni 2012

Kiat Antisipasi Aksi Kejahatan Saat Berhaji

Kejahatan memang bisa terjadi di mana saja. Jika ada niat dan kesempatan, para pelaku kejahatan tidak merasa segan untuk melakukan kejahatannya, termasuk di tanah suci. Dalam sebuah berita di poskota.co.id, terdapat beberapa modus kejahatan yang dilakukan di tanah suci. Berikut ulasannya.
MADINAH (Pos Kota) – Masih ada saja orang jahat di pusat ibadah seagung Masjid Nabawi, Madinah. Para penjahat, termasuk yang berasal dari Indonesia sendiri, memiliki sejumlah modus operandi kejahatan yang terus “diperbarui”.

Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi bentukan Misi Haji Indonesia di Madinah, Hendra Wirawan, telah mengumpulkan sejumlah modus kejahatan yang terjadi, sehingga seluruh jemaah hendaknya diimbau selalu waspada terhadap aksi kejahatan di tanah suci.

1. Tas bawaan ditaruh di ujung sajadah/tempat sujud digondol maling. Kasus ini menimpa seorang jamaah dari Padang. Tasnya berisi 12 juta rupiah dan 1.500 riyal (living cost) serta kamera digital. Tas hilang pada rakaat ketiga. Pada saat yang sama, jamaah yang sedang salat di belakangnya bawaannya juga raib. Muncul kecurigaan pelakunya adalah anak yang berlarian di pelataran masjid. Polisi Saudi yang dilapori segera menangkap sejumlah anak yang berlarian. Tapi setelah dilihat, tidak ada indikasi mereka pelakunya. "Jadi sebaiknya tas tetap menempel di badan, jangan ditaruh," saran Hendra.

2. Perempuan bercadar dan berbaju hitam menyamar sebagai polisi wanita, menggeledah jamaah yang hendak masuk masjid. Seorang jamaah perempuan RI kehilangan HP akibat penggeledahan ini. Ada juga yang kehilangan dompet berisi 4.000 riyal karena dipepet orang.

3. Modus WNI mengantar jamaah RI tersasar. Setiba di tujuan, mereka minta bayaran. "Ada jamaah yang dimintai 50 riyal (Rp 125 ribu)," katanya.

4. Modus menawarkan membeli kambing untuk membayar dam.

5. Modus peminta-minta yang mengaku mahasiswa Palestina, meminta sumbangan. "Jamaah kita biasanya mudah iba. Kemarin saya nemui jamaah yang juga memberi sumbangan, kami dekati, kami tanya: Bapak tahu tidak apa yang Bapak lakukan'. Itu untuk memastikan Bapak itu tidak diperas," ujar Hendra.

6. Kejahatan riskan terjadi di pasar tumpah, yang berada di gang-gang dan pinggir jalan yang ramai. "Seorang jamaah perempuan yang tasnya nempel di badan, kemarin teriak ada copet. Kami kejar, pelakunya kabur," ujar Hendra.

7. Tas disilet saat berdesak-desakan keluar dari Masjid Nabawi usai salat wajib. Seorang jamaah di Sektor I kehilangan dompet akibat modus ini.Modus di atas melengkapi modus yang telah terjadi sebelumnya yaitu pura-pura membantu jamaah tersesat. Di tengah jalan, pelaku merampas uang jamaah dan meninggalkannya begitu saja.

Atas semua insiden itu, Hendra menyarankan agar jamaah tidak banyak membawa uang saat ke masjid. "Bawalah paling banyak 50 riyal," pesan Hendra. Kalaulah membawa uang banyak untuk berbelanja, sebaiknya pergi berombongan sehingga saling menjaga.

Oknum sebangsa dan setanah air

Miris memang. Jika biasanya ikatan sebangsa-setanah air akan menjadi kuat ketika berada di tanah air orang lain, tetapi suasana itu belakangan ini dirusak oleh sesama pendatang dari tanah air. Di Madinah ada jamaah calon haji Indonesia yang dirampas uangnya. Ironisnya pelakunya diduga kuat masih saudara kita sebangsa.

Petugas haji Indonesia pernah memergoki seseorang yang menyamar sebagai petugas lengkap dengan seragamnya, diduga melakukan penipuan terhadap jemaah haji. Ada pula yang lebih memalukan. Saat tertangkap petugas, orang tersebut menyamar dengan berpakaian ihram, layaknya orang yang akan melaksanakan umrah. Lagi-lagi pelakunya bangsa sendiri.

Tak hanya jamaah, bahkan seorang petugas kesehatan rombongan jamaah haji khusus pun menjadi korban aksi perampasan. Seperti yang dialami Dokter. Pelaku berhasil merampas dompet korban yang berisi uang dalam bentuk rupiah dan riyal, beberapa kartu kredit, serta beberapa surat berharga. Korban mengaku bahwa pelaku bisa berbahasa Indonesia, tapi dia tidak bisa memastikan apa pelaku memang warga Indonesia.

Tips antisipasi kejahatan di tanah suci

Banyaknya modus kejahatan yang terjadi memang tidak seharusnya menjadi halangan untuk menunaikan ibadah haji. Namun, langkah antisipasi sangat perlu dilakukan. Berikut beberapa tips antisipasi kejahatan di tanah suci.

1.Jangan pergi sendiri
Jemaah haji Indonesia diharapkan jangan pergi sendirian untuk menghindari aksi perampasan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab. Jamaah hendaknya berangkat berkelompok minimal 4-5 orang. Hal itu diungkapkan Kepala Panitia Penyenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi. “Karena korban kejahatan seringkali sedang sendirian atau kesasar, dan biasanya orang lanjut usia,” katanya.

2.Membawa uang secukupnya
Menyikapi berbagai tindak kejahatan yang menimpa beberapa jamaah haji Indonesia di Madinah, Akhmad menghimbau agar jemaah sebaiknya tidak banyak membawa uang. Ia melihat saat ini ada tren jamaah membawa banyak uang di sakunya.
Ia menuturkan bahwa membawa banyak uang dalam rangka pelaksanaan ibadah haji justru akan membuat ibadah jemaah itu sendiri menjadi terganggu. Jemaah haji yang seharusnya fokus kepada ibadah, tentunya akan terpecah pikirannya karena memikirkan keamanan uangnya itu. Jadi, bawalah bekal secukupnya.

3.Gunakan jasa safety box di hotel tempat menginap
Di bagian lain, menanggapi beberapa aksi kejahatan di Masjidil Haram dan sekitarnya, Akhmad sebenarnya sudah mengusulkan kepada pihak pengamanan di Daker Makkah agar para calon haji saat ke Masjid tidak perlu membawa tas. ’’Yang dibawa hanya gelang identitas dan beberapa riyal secukupnya,’’ jelasnya. “Jika khawatir uangnya hilang, manfaatkan safety box yang ada di hotel,” tegasnya. (RA). Tips haji

Minggu, 24 Juni 2012

Kiat-kiat Agar Tidak Tersesat di Tanah Suci

Tersesat! Barangkali, itulah satu dari sekian banyak kisah jamaah haji yang sering kita dengar di setiap musim haji. Keluar pondokan menuju Masjidil Haram, tapi bingung saat harus kembali. Wajar, banyak sekali pintu masuk-keluar di Masjidil Haram yang serupa bentuknya.

Dari tahun ke tahun, musim ke musim, kasuh jamaah haji yang tersesat selalu saja ada. Sebagai contoh, kasus jamaah tersesat jalan saat musim haji 2011. Tak tanggung-tanggung, jumlah jamaah haji yang tersesat jalan ini mencapai ratusan orang.

Seperti yang diberitakan dalam Indopos, Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Maskat mengatakan bahwa jumlah jamaah haji yang tersesat pada musim haji tahun 2011 lalu mencapai ratusan orang. Sebelumnya saat calhaj datang dari Madinah ke Makkah—gelombang pertama—mulai 11 Oktober lalu, jumlah calhaj yang tersesat hanya berkisar puluhan. Namun, setelah gelombang kedua masuk mulai 14 Oktober lalu, di mana dari Jeddah langsung ke Makkah, jumlah calhaj yang tersesat menembus angka seratus lebih. ’’Hari ini (Rabu malam, Red) yang terdeteksi 140 lebih orang,’’ ujarnya kepada INDOPOS di dekat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi pada tanggal 19/10/2011.

Malam itu, INDOPOS yang berada di dekat posko Sektor Khusus sekitar 1 jam melihat ada sekitar 10 calhaj yang tersesat. ’’Mereka biasanya baru datang, terus buru-buru melaksanakan ibadah, tanpa mengingat lokasi pemondokan dan saat masuk ke Masjidil Haram,’’ tegas Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat yang memantau beberapa jam di sekitar Masjidil Haram.

Untuk mengatasi maraknya kasus jamaah yang tersesat jalan ini, Maskat mengatakan bahwa telah diterjunkan 15 orang personil pengamanan di sektor Masjidil Haram. Untuk meningkatkan pelayanannya, personil di sektor khusus Masjidil Haram ini dibantu oleh tenaga musiman (temus) yang direkrut dari mahasiswa Timur Tengah serta mereka yang mukim atau tinggal di Arab Saudi. Pelayanan di sektor khusus ini dilakukan selama 24 jam penuh.
Jika ada jamaah yang tersesat, mereka akan diistirahatkan dulu di kantor sektor khusus yang telah disediakan. Di sini, jamaah akan di data serta diberi minuman dan snack. Setelah itu, jamaah akan diantar ke pemondokannya masing-masing. Untuk keperluan ini, kantor sektor khusus dilengkapi dengan mobil koster.

Kiat agar tidak tersesat

Meskipun setiap tahun dilaksanakan, kisah tersesat pada saat melaksanakan haji merupakan cerita favorit yang tak habis menariknya untuk diperbicangkan. Serupa tapi tak sama. Meskipun kasusnya sama, tetapi pelakunya berbeda. Hal ini sangat wajar terjadi pada jamaah haji yang baru saja melaksanakan hajinya.

Tersesat memang perkara yang biasa. Namun, tersesat di “belantara” manusia dan negeri yang asing bagi kita mungkin akan berbeda cerita. Apalagi bagi kita yang sama sekali tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris. Bahkan, pernah dikabarkan ada jamaah yang tertinggal kelompoknya untuk melakukan wukuf karena tersesat. Tentu saja, hal itu akan menjadi masalah serius, bukan?

Nah, agar kasus tersesat tidak menimpa Anda, terdapat 7 kiat yang bisa Anda terapkan selama masa haji berlangsung.

Amati dan hapalkan lokasi pondokan
Beberapa hal yang perlu diingat tentang lokasi pemondokan di antaranya nama jalan, nomor pondok, gedung yang mudah dikenal di sekitar pondok, bentuk bangunan pondok. Akan lebih bagus jika mengenal arah benda atau bangunan dari pondok, misal masjidil haram terletak di sebelah barat pondok.

Menyimpan nomor telepon dan alamat pondokan
Jika khawatir lupa, tuliskan alamat pemondokan dan nomor teleponnya di buka notes. Gambarkan pula denah jalan sederhana beserta gedung patokan yang dilewati. Nah, denah dan catatan ini bisa dijadikan petunjuk jika kita lupa jalan pulang dan terpisah dari rombongan.

Selalu berangkat dengan rombongan
Jika memungkinkan, usahakan untuk terus berada dalam rombongan. Jika tidak ada urusan yang sangat penting, misalnya buang hajat, usahakan agar tidak terlepas dari rombongan jamaah.

Menghubungi petugas haji
Jika benar-benar terpisah dari rombongan, cobalah untuk menghubungi petugas haji. Petugas ini biasa mangkal di pos-pos tertentu yang ditandai dengan adanya bendera merah-putih. Nomor kontak petugas haji biasanya sudah tercantum di masing-masing taging atau tanda pengenal jamaah haji.

Selalu membawa tanda pengenal
Tanda pengenal sangat penting untuk dibawa. Salah satunya agar kita mudah dikenali dan memudahkan menghubungi petugas haji terkait. Pada tanda pengenal terdapat nama haji, kelompok terbang, serta nomor petugas haji yang bisa dihubungi.

Mencari teman pendamping
Bagi jamaah haji yang sudah tua, perlu kiranya mencari teman pendamping dari sesama haji yang masih muda. Selain bisa diandalkan untuk mengingat lokasi, jamaah yang masih muda relatif segap dan bisa dimintai tolong jika ada urusan yang tidak bisa dilakukan oleh orang tua.

Gunakan identitas unik rombongan
Identitas unik rombongan berfungsi vital untuk memudahkan mengenal rombongan. Jika ada yang tersesat, dengan melihat identitas unik ini maka petugas haji atau sesama jamaah mudah mengidentifikasi. Contoh identitas unik ini di antaranya selempang, slayer, serta pita pada kerudung dengan corak dan warna khusus. (RA)

Panduan haji

Minggu, 17 Juni 2012

Panduan Haji: Mengatasi Gangguan Kesehatan di Bandara

Pemberangkatan haji atau umrah tentunya tidak lepas dari urusan di bandara. Maklum, saat ini, transportasi menggunakan pesawat terbang dirasa cukup efektif, terutama dari sisi waktu yang lebih cepat. Pada saat menunggu pemberangkatan di bandara, tak jarang terjadi gangguan kesehatan yang menyergap jamaah haji. Apa saja gangguan kesehatan tersebut dan bagaimana mengatasinya? Berikut beberapa contohnya.

Pusing atau sakit kepala
Akhir-akhir ini, angka serangan penyakit pusing mencapai sekitar 5 sampai 6% jamaah haji. Masalah pusing bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi menjadi lebih sering muncul seiring dengan bertambahnya usia. Terlebih pada jamaah haji yang berumur di atas 40 tahun. Biasanya, pusing muncul secara perlahan-lahan dan lenyap dengan sendirinya setelah beberapa saat tanpa meninggalkan efek apa pun.
Meskipun rasa pusing bisa mengakibatkan gangguan bahkan menghentikan aktivitas yang kita lakukan, tetapi hanya sekitar 5% kasus pusing yang dihasilkan oleh gangguan yang serius. Terjadinya pusing disebabkan banyak faktor. Hal in disebabkan banyak bagian tubuh bekerja bersama untuk menjaga keseimbangan. Beberapa di antaranya meliputi telinga bagian dalam, mata (penyedia isyarat pengelihatan yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan), otot dan persendian, otak (terutama batang otak dan cereblum), serta saraf yang menghubungkan semua bagian.

Pemicu utama rasa pusing adalah keletihan. Namun, ketegangan, kurang tidur, serta lupa makan juga bisa menjadi pemicu. Jika tidak memiliki kaitan dengan penyakit lain, pusing bisa dihilangkan dengan beberapa tindakan berikut.
a) Minum parasetamol atau aspirin dengan dosis tepat.
b) Minum cukup air.
c) Cari tempat duduk di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik.
d) Ambil napas lebih dalam.
e) Makan agar kadar gula dalam darah kembali normal.

Jika semua tindakan di atas tidak mengurangi rasa sakit atau pusing kembali muncul pada saat berikutnya segera periksakan ke dokter yang bertugas.

Kaki pegal
Gangguan kaki pegal umumnya dialami jamaah haji jika terlalu lama berdiri. Untuk mengatasi gangguan tersebut, sepatu yang nyaman dan berhak rendah menjadi solusi terbaik. Jika memungkinkan, gunakan kesempatan untuk duduk jika harus menunggu satu atau dua urusan. Jamaah haji juga bisa memanfaatkan mushala sebagai tempat untuk menunggu sambil beristirahat untuk melemaskan otot kaki. Jika harus dilakukan di tempat yang agak jauh dari rombongan, beritahukan kepada anggota rombongan atau teman agar tidak tertinggal. Membawa krim atau minyak obat luar pegal linu merupakan salah satu cara yang baik.

Badan pegal
Gangguan berupa rasa pegal pada badan biasanya menyerang daerah leher, punggung, lengan, kaki, dan pundak. Rasa pegal ini disebabkan adanya kekakuan pada otot dan bisa terjadi pada siapa saja. Rasa pegal pada badan bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktifitas jamaah haji.
Biasanya, munculnya rasa pegal di badan dipicu oleh beberapa aktivitas, misalnya duduk dalam jangka waktu lama, terutama pada saat jamaah diharuskan duduk berjam-jam di tempat antrian atau tempat pemberangkatan. Pemicu lain munculnya rasa pegal adalah mengangkat beban terlalu berat, misalnya pada saat mengangkat koper. Bisa juga terjadi salah posisi tubuh dalam melakukan aktifitas fisik. Nyeri otot yang dipicu oleh kelelahan dipercaya terjadi akibat kerusakan mikroposis di dalam otot. Kondisi ini biasanya sembuh dalam waktu beberapa hari dengan cara beristirahat, melakukan peregangan, dan pemijatan.

Untuk membuat otot rileks, konsumsi cairan yang cukup dan memperbaiki postur tubuh yang salah dalam melakukan aktifitas. Sementara untuk mengatasi rasa pegal, kita bisa berjalan-jalan untuk meluruskan kaki atau beristirahat sambil melakukan shalat wajib maupun sunnah di mushola yang ada. Jangan lupa untuk memperhatikan posisi duduk agar nyaman di bandara.
Jika rasa pegal tidak kunjung reda atau kerap kali kambuh, sebaiknya konsultasikan dengan petugas dokter. Membawa balsem atau krim pereda nyeri otot menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi badan pegal.

Masuk angin
Masuk angin bisa membuat badan kita terasa tidak nyaman. Hal ini bisa disebabkan ruangan bandara yang ber-AC atau memiliki banyak kipas pendingin. Masuk angin juga bisa terjadi saat jamaah haji berangkat dari rumah menuju bandara. Hal tersebut disebabkan kendaraan yang digunakan ber-AC. Pada dasarnya, banyaknya hembusan angin yang menerpa tubuh secara perlahan akan mengisi lambung yang kosong.
Penyebab lain masuk angin di antaranya kondisi hb darah yang turun dan kurang tidur (tidur larut malam). Selain itu, masuk angin juga bisa disebabkan stamina tubuh sedang menurun. Seringkali jamaah kurang menyadari bahwa banyaknya aktifitas saat mempersiapkan keberangkatan haji mengakibatkan kelelahan. Jika stamina kuat, otomatis tubuh bisa menghalangi segala macam penyakit. Namun, jika sedang tidak sehat, penyakit akan dengan mudah menyerang.
Masuk angin disertai perut kembung adalah gangguan kesehatan yang sangat sering ditemukan. Umumnya, kondisi ini disebabkan rasa antusias menyambut keberangkatan. Dengan begitu, jamaah haji mengabaikan atau melupakan waktu makan. Untuk mengatasinya, bawalah selalu roti, biscuit, atau makanan kecil lainya di dalam tas agar dapat segera mengisi perut. Selain itu, bawalah baju tebal atau jaket untuk menghalangi paparan angin yang lebih banyak pada tubuh.

Haus dan lapar
Bukan tidak mungkin, urusan di bandara lebih lama dari yang direncanakan. Akibatnya, muncul rasa haus dan lapar. Sebenarnya, rasa haus dan lapar merupakan sinyal dari tubuh bahwa tubuh memerlukan asupan gizi agar semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Jika diabaikan, kondisi kekurangan nutrisi atau gizi ini akan memunculkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan yang bisa muncul di antaranya masuk angin, pusing, lesu, dan mengantuk. Pada kondisi yang lebih parah, mata berkunang-kunang dan bisa mengakibatkan pingsan.

Makan dan minum bukan hal yang sulit karena di bandara banyak tersedia tempat makan. Namun, jika khawatir tertinggal rombongan, jamaah haji bisa membawa makanan ringan seperti roti, biskuit, atau makanan kecil lainnya.

Nah, itulah beberapa contoh gangguan kesehatan saat di bandara. Diharapkan jamaah haji bisa mengantisipasi gangguan tersebut dengan mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk mengatasinya. (Jng/RA) . Tips haji dan Umroh

Kamis, 14 Juni 2012

Yang Boleh dan Yang Dilarang Selama Haji

Mitra haji dan umrah, tahukah Anda bahwa selama mengerjakan haji ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan? Nah, jika belum tahu, berikut akan kita bahas hal seputar larangan haji dan apa saja yang diperbolehkan selama melaksanakannya.

Beberapa hal larangan haji yang tidak boleh dilakukan, baik pria maupun wanita, antara lain sebagai berikut.

• Memakai wewangian, kecuali sudah terpakai di badan sebelum niat ihram.
• Memotong kuku serta mencukur atau mencabut rambut.
• Memburu binatang buruan darat yang liar dan boleh dimakan.
• Membunuh dan menganiaya binatang buruan darat dengan cara apa pun, kecuali binatang yang membahayakan.
• Nikah, menikahkan, atau meminang wanita.
• Bercumbu atau berhubungan suami-istri.
• Berkata kotor, mencaci, atau bertengkar.
Adapun larangan yang ditujukan khusus untuk pria di antaranya:
• memakai pakaian biasa, termasuk celana dalam;
• memakai sepatu yang menutupi tumit; serta
• memakai penutup kepala yang langsung melekat seperti peci atau topi.

Sementara larangan yang ditujukan khusus untuk wanita di antaranya:

• memakai sarung tangan; serta
• menutup muka (memakai masker dsb)
Berbicara soal larangan haji, kita memang dituntut untuk jeli dalam memahaminya. Hal ini disebabkan karena banyak larangan yang sulit dihindari.

“Mengerjakan haji adalah pada bulan yang ditetapkan, barangsiapa yang menetapkan niatnya untuk berhaji, maka janganlah berbuat rafats, fusuq dan jidal” (QS Al Baqarah 197).

Rafats, fusuq, dan jidal inilah larangan tersulit dan paling banyak dilanggar calon haji!

Rafats adalah perbuatan atau perkataan yang mengundang syahwat, baik kepada istri/suami, apalagi terhadap orang lain. Termasuk di dalamnya memandang wanita/pria dengan keinginan (nafsu). Waspadalah dan berusahalan untuk selalu menjaga pandangan. Bila bertemu ‘macan’ (manis-cantik) atau ‘mangga’ (macho-ngganteng), beristighfarlah… Jangan sampai dinikmati! Pantangan ini terlihat sepele, tapi jika tidak hati hati maka kemungkinan besar larangan rafats akan dilanggar. Berapa banyak orang berihram, tapi tetap asyik nonton TV yang menyuguhkan tayangan artis-artis cantik.

Fusuq atau perbuatan fasiq meliputi segela perbuatan maksiat, termasuk di dalamnya mencaci maki, memberi gelar buruk kepada orang, membicarakan aib orang lain, gosip, membicarakan kejelekan para pejabat, kupas-habis aib para koruptor, dan sebagainya. Oleh sebab itu berhati-hatilah karena hal ini banyak dilanggar orang ketika berhaji, baik secara sadar saat melakukannya maupun tidak.

Jidal adalah berbantah-bantahan atau bertengkar. Peluang munculnya jidal sangat mungkin terjadi. Bayangkan, saat berhaji, kita bertemu banyak orang dengan isi kepala yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa berupa daerah yang berbeda, suku yang berbeda, latar belakang berbeda, tingkat pendidikan berbeda, guru yang berbeda, bahkan pemahaman yang berbeda. Tentu saja, beragam perbedaan ini berpotensi memicu perselisihan, betul kan?

Itulah yang menyebabkan rafats, fusuq, dan jidal adalah larangan yang tersulit sekaligus banyak dilabrak oleh jamaah haji. Pelanggaran terhadap larangan rafats-fusuq-jidal memang tidak sampai membatalkan haji, bahkan untuk itu kita tidak perlu membayar dam. Namun, pahala haji menjadi gugur! Jika hal ini terjadi, maka Rp 35 juta yang sudah kita keluarkan untuk membayar ongkos naik haji menjadi sia-sia. Seolah-olah habis kecopetan uang sebesar 35 juta rupiah! Oleh sebab itu, kita perlu behati-hati agar hal ini tidak menimpa kita.

Nah, agar kita terhindar dari larangan tersebut, ada beberapa tips yang perlu dilakukan.
Untuk larangan yang bersifat fisik (misalnya tidak memakai wewangian, masker, dll), sebaiknya kita menghapalkan daftar larangan haji. Paling tidak, kita perlu membacanya berulang-ulang agar lebih melekat. Sebelum berangkat, kita bisa menuliskan daftar tersebut pada selembar kertas dan meletakkannya di dekat tempat tidur yang mudah terlihat. Baca dan hayati isi daftar tersebut setiap habis bangun tidur dan ketika akan beranjak tidur.
Untuk menghindar dari rafats, fusuq, dan jidal; sebaiknya kita memperbanyak tinggal di masjid untuk berdzikir, membaca al quran, menghafal doa atau ayat, bisa juga membaca buku-buku agama selama ihram. Hindari ngerumpi (kumpul-kumpul) pada para hadirin agar tidak membicarakan hal lain di luar tema.

Hal yang diperbolehkan dalam haji

Dalam beribadah haji, hal yang diperbolehkan bagi jamaah haji pria dan wanita antara lain sebagai berikut.
• Melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT kepadanya.
• Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT berupa rafats (berkata buruk, bercumbu mesra dengan istri), fusuq (melanggar perintah agama), jiddal (berbantah-bantahan), dan perbuatan maksiat lainnya.
• Menghindari ucapan atau perbuatan yang mengganggu dan menyakiti sesama muslim.
• Bagi yang sedang berihram, boleh mengenakan sandal, kacamata, alat bantu pendengaran (earphone), jam tangan, ikat pinggang biasa, ikat pinggang bersaku untuk menyimpan uang, dan lain-lain.
• Diperbolehkan mengganti pakaian ihram dan mencucinya, serta mandi dan membasuh kepala. Apabila saat mandi dan membasuh terdapat rambut yang rontok tanpa disengaja, hal tersebut tidak apa-apa, begitu juga bila ia terluka.

Nah, mitra haji dan umrah, setelah mengetahui hal-hal yang dilarang dan di perbolehkan dalam beribadah haji, sudah selayaknya kita meninggalkan hal-hal yang dapat menghapus pahala haji kita. Dengan harapan, haji kita diterima Allah swt dan mendapat predikat dari Allah sebagai haji yang mabrur. Aamiin... (Jng/RA)

Wisata Muslim, Pilihan Tepat Berwisata

Ingin menenangkan dan menyegarkan diri (refreshing) dari jenuhnya pekerjaan di saat liburan? Ya, sudah pasti setiap orang ingin mendapatkan kesempatan untuk berlibur dan melepaskan diri dari kejenuhan. Apalagi pada saat liburan akhir tahun telah tiba. Inilah momen yang ditunggu-tunggu, baik kalangan dewasa maupun anak-anak.

Berbicara tentang liburan tentu tak lepas dari berapa anggaran yang kita miliki. Bagi yang berkantong tebal, wisata ke mana saja “is no problem”. Mau ke mana saja sih oke-oke saja. Namun, buat yang berkantong "ngepas", ngepas buat bayar rumah, ngepas buat bayar sekolah, dan ngepas di berbagai hal pasti harus berpikir dua sampai tiga kali untuk milih tempat liburan yang "ngepas" juga di kantong. Nah, untuk yang mau berwisata, artikel di bawah ini bisa dijadikan inspirasi untuk memilih jenis liburan yang cocok, tidak Cuma untuk merefresh otak, tetapi juga punya manfaat lain. Selamat menyimak.

Wisata muslim! Benar, paket wisata yang kita bahas saat ini adalah wisata muslim. Sudah sekitar lima tahunan akhir-akhir ini nama wisata muslim semakin popular di mata masyarakat. Dari tahun ke tahun, jumlah peminat wisata muslim terus meningkat. Dalam dunia pariwisata, Tampaknya wisata muslim akan menjadi terkenal di negara-negara seluruh dunia. Alhamdulillah Cheria Travel juga punya program menarik dengan dengan banyak pilihan wisata muslim ini seperti ke Istambul Turki, Kairo Mesir, Beijing China, Bangkok Thailand, Eropa, Australia dsb. Silahkan menghubungi staf marketing kami untuk info lebih lanjut.

Manfaat wisata muslim

Waktu liburan bisa kita manfaatkan untuk berwisata dan menyelami keindahan bumi yang telah diciptakan Allah swt. Seperti kita ketahui, Allah menciptakan segala macam makhluk di muka bumi ini dengan keunikannya masing-masing. Mulai dari obyek alam hingga kebudayaan yanag berbeda-beda. Nah, waktu liburan ini bisa dijadikan peluang untuk menikmati, menyelami, dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah swt dalam beragam sumberdaya ini.

Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil dari mengikuti program paket wisata muslim.
1) Belajar tentang budaya, di sini kita bisa melihat perbedaan budaya, baik etika, bahasa, dan sejarah.
2) Melatih kita berkomunikasi, dengan ini kita bisa menambah wawasan dan bertemu dengan orang baru dari berbagai negara yang berbeda dan cara berkomunikasi dengan mereka.
3) Melatih kita untuk peka terhadap alam.
4) Memberikan pengalaman baru yang bisa memancing keingintahuan kita terhadap hal yang baru.
5) Sarana untuk menyelami, mengagumi, dan mensyukuri hasil ciptaan Allah swt.

Jenis dan obyek wisata muslim

Dalam pandangan Islam, setiap aktivitas yang dilakukan tentunya tidak lepas dari keterikatan hubungan dengan Allah swt. Dengan demikian, jenis apa pun yang dipilih di dalamnya tidak terdapat aktivitas yang melalaikan dari mengingat Allah, apalagi bertentangan dengan syariat.

Secara garis besar, wisata muslim bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu pariwisata yang dimasukkan satu paket dengan ibadah (misalnya paket umrah plus) dan paket yang berada di luar kegiatan ibadah tertentu. Tentu saja, jika wisata ini dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah maka semuanya bisa bernilai ibadah dan berpahala.

Kepuasan berwisata


Dalam wisata muslim, para pengunjung melakukan perjalanan ke suatu tempat untuk mendapatkan kepuasan dan meraih ridha Allah. Jadi, wisata muslim menjadi sarana untuk melepaskan kejenuhan sesuai dengan yang diinginkan. Ada pun pembedanya dengan wisata biasa, hal-hal terkait dengan kepentingan muslim sangat diperhatikan. Sebagai contoh, masalah waktu shalat dan jaminan tersedianya makanan halal. Inilah yang masih menjadi banyak kendala bagi muslim untuk berwisata karena ketidakpastian jaminan terkait kewajiban muslim yang harus dipenuhi.

Untuk mengetahui beberapa aktivitas yang membedakan wisata muslim dengan wisata biasa bisa kita lihat contoh tata cara ziarah Walisongo yang diselenggarakan oleh pengurus PP An-Nahdhah. Berikut beberapa panduan aktivitas wisata muslim ziarah Walisongo.

a) Sholat sunnah sebelum berangkat. Rakaat pertama membaca surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat al-Kafirun. Sedangkan rakaat kedua membaca surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat al-Ikhlas.
b) Doa setelah salam.
c) Doa keluar rumah sebelum berangkat.
d) Doa setelah duduk di kendaraan.
e) Doa waktu kendaraan mulai berangkat.
f) Doa ketika sampai di tempat tujuan.
g) Doa setelah sampai di rumah.

Selain menghadirkan suasana religius selama perjalanan, tata cara shalat dalam perjalanan pun diarahkan sehingga peserta wisata muslim diharapkan bisa melaksanakannya saat berwisata tanpa pemandu. Adapun pelaksanaan sholat dibagi menjadi dua cara.

a) Dengan meng-qashar, yaitu meringkas rakaat shalat fardhu selain Subuh dan Maghrib yakni Dzuhur, Ashar, dan Isya’, menjadi dua rakaat.
b) Dengan men-jama’, yaitu mengumpulkan dua shalat dalam satu waktu. Jika di awal disebut jama’ taqdim, misalnya menggabungkan shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur. Sementara jika dilakukan di akhir disebut jama’ takhir, misalnya menggabungkan shalat dzuhur dan ashar pada waktu ashar.
Untuk bisa menjama’ dan qashar terdapat syarat yang harus dipebuhi, yaitu jarak yang ditempuh minimal 86 km. Dalam berwisata, hendaknya kita memiliki tempat tujuan yang jelas dan sejak awal tidak diniatkan dalam rangka bermaksiat kepada Allah swt.

Nah, itulah sekilas penjelasan tentang wisata muslim. Bagi Anda yang muslim, wisata muslim adalah pilihan cerdas untuk berwisata. Selain menyegarkan, juga menentramkan. Selamat berwisata. (Jng/RA)

Selasa, 12 Juni 2012

Cara Sederhana Memahami Haji Bagi Orang Awam

Mitra haji dan umrah, apa sih yang dimaksud dengan haji itu? Nah, begitulah kira-kira pertanyaan yang muncul dari kita yang baru mengenal atau mendengar kata “haji”. Memang, bagi mereka yang pernah pergi ke tanah suci, haji bukan perkara asing lagi. Namun, bagi mereka yang awam tentu berbeda ceritanya. Oleh karena itu, bertanya tentang haji adalah sikap yang benar dan memang perlu dilakukan.

Tak perlu malu karena menanyakan sesuatu terkait ibadah adalah sikap yang seharusnya dilakukan. Sebelum melaksanakan sebuah amal, kita perlu tahu terlebih dahulu ilmu seputar amal yang akan dilakukan, baik dari sisi definisi maupun tata caranya. Nah, bagi mitra haji dan umrah yang ingin mengenal ibadah haji, berikut penjelasannya.

Ditinjau dari sisi lughawinya, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Berdasarkan definisi dari segi estimologi (bahasa), haji berarti niat (Al Qasdu). Sementara menurut syara’, haji didefinisikan sebagai “niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus”. Selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), tempat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi di atas meliputi Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Secara garis besar, haji diartikan dengan “berkunjung ke Baitullah untuk melakukan Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah, dan melakukan amalan-amalan lain pada waktu tertentu (antara 1 syawal sampai 13 Dzul Hijjah) untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT”. Waktu tertentu yang dimaksud adalah bulan-bulan haji, mulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu meliputi thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, dan mabit di Mina.

Dalam bukunya, Tip dan Trik Ibadah haji dan Umrah, Gus Arifin menuliskan bahwa ibadah haji merupakan rukun (tiang agama) islam yang kelima, setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa. Ibadah haji bisa disebut dengan bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara materi (terkait pembayaran ONH/BPIH), fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah ditentukan, yaitu pada bulan Dzulhijjah.

Nah, itulah pengertian dari ibadah haji. Selanjutnya, kita perlu mengetahui bahwa ibadah haji ada tiga macam. Ketiganya dibedakan berdasarkan niat dan tata caranya.
Jenis-jenis haji

1. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, jamaah tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

2. Haji tamattu’, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, selain ber-tahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu’ juga bisa diartikan melaksanakan ibadah pada bulan-bulan dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

3. Haji qiran, berarti menggabungkan, menyatukan, atau menyekaliguskan. Maksudnya, dengan menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.

Syarat, rukun, dan wajib haji


Berbicara tentang ibadah tentu tidak terlepas dari pembahasan tata caranya. Begitu pula dengan haji. Ada syarat, rukun, dan wajib haji yang harus diketahui. Sebab jika tidak dipenuhi, hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi hukum secara syar’i, baik berupa pembayaran dam (denda) atau pun ibadah hajinya menjadi tidak sah.

Syarat haji:

1) Islam
2) Dewasa( baligh)
3) Berakal Sehat
4) Orang merdeka (bukan budak)
5) Mampu disini artinya mampu dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggalkan

Rukun haji:

Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan ketika berhaji dengan dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika salah satunya ditinggalkan maka hajinya dinyatakan tidak sah. Adapun rukun haji meliputi:
1) Ihram;
2) wukuf di Arafah;
3) thawaf iffadah;
4) sa' i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan bukit Marwa;
5) mencukur rambut di kepala (memotongnya sebagian);
6) tertib.

Wajib haji

Wajib haji merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap rukun haji. Jika salah satu wajib haji tidak dikerjakan, terdapat kewajiban membayar dam (denda). Adapun wajib haji meliputi hal berikut.

1) Niat Ihram. Niat ihram berlaku untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, yang dilakukan setelah berpakaian ihram.
2) Mabit. Mabit berarti bermalam di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah (dalam perjalanan dari Arafah menuju Mina).
3) Melontar Jumrah Aqabah. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
4) Mabit di Mina, dilakukan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari Tasyrik).
5) Melontar JumrahUla, Wustha, dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).
6) Mencukur rambut.
7) Thawaf wada'. Thawaf wada’ artinya melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.

Nah, itulah beberapa hal utama dalam haji yang perlu diketahui. Tentunya, ada hal lain terkait teknis pelaksanaan ibadah haji seperti bagaimana melakukan thawaf, sa’i, bercukur, dan sebagainya. Beberapa hal tersebut bisa kita ketahui bersama dalam artikel lain yang bisa dicari dalam website cheria-travel.com ini. Selamat mengikuti. (Jng/RA)

Mempersiapkan Perjalanan Haji

Persiapan Haji

Haji merupakan rukun Islam kelima yang dilakukan selama sebulan penuh di tanah suci. Oleh karena membutuhkan waktu yang relatif lama dan terikat waktunya, kita tentu harus benar-benar mempersiapkan diri, baik lahir dan batin. Perjalanan yang cukup lama dan jauh ini memerlukan persiapan yang cukup matang. Nah, apa saja yang perlu kita persiapkan sebelum keberangkatan haji?

Beberapa persiapan yang harus diketahui dan dipahami jamaah calon haji di antaranya mencakup persiapan fisik, mental, spiritual, material, dan pengetahuan seputar ibadah haji. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan perjalanan haji.

Persiapan administratif
Saat memutuskan untuk melakukan perjalanan ibadah haji ke tanah suci, calon jamaah haji harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah, baik ketika masih di tanah air maupun ketika sudah berada di tanah suci. Pelaksanaan ibadah haji atau umrah di tanah air diselenggarakan oleh Departemen Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji.
Syarat-syarat administratif seperti pengisian formulir pendaftaran, tabungan haji, pengelompokan/kloter, pembayaran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji), dan prosedur lainnya, bisa ditanyakan pada Departemen Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Jika menggunakan fasilitas haji plus, syarat administratif bisa ditanyakan langsung pada Penyelenggaraan Haji (travel) yang bekerjasama dengan pihak kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang mengurus daerah domisili jamaah haji/umrah.

Persiapan manasik
Sudah selayaknya bagi jamaah haji mempersiapkan diri dengan seperangkat pengetahuan seputar tata cara dan tuntunan ibadah haji dengan cara belajar, baik secara mandiri maupun dengan bimbingan seorang ustadz atau pembimbing haji yang sudah berpengalaman. Hal ini merupakan bekal berharga agar pengetahuan jamaah tidak kosong atau kurang informasi saat berada di tanah suci. Jamaah juga harus mengetahui mawaqit (miqat) dan tempat-tempat khusus yang perlu diketahui ketika berada di tanah suci selama pelaksanaan ibadah haji.
Mempelajari tuntunan ibadah (manasik) haji/umrah, termasuk ihram, thawaf, sai, serta menghafal beberapa dzikir dan doa utama yang diajarkan Rasulullah Saw. Perlunya mempelajari doa utama yang diajarkan Rasulullah saw yaitu agar lebih memantapkan hati dan pikiran untuk berdzikir dan bertafakur pada kebesaran Allah Swt. dan keluhuran Rasulullah Saw.

Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud di sini mencakup hal-hal yang terkait dengan kebersihan hati serta harta yang kita gunakan unuk berhaji. Barikut beberapa persiapan mental tersebut.

Meluruskan niat
Dalam setiap ibadah, hendaknya niat beribadah dilakukan semata-mata tulus dan ikhlas untuk Allah swt. Dengan meluruskan niat, kita berharap bisa memberishkan diri dari sikap riya, ujub, dan sombong. Apa yang kita lakukan selama beribadah semata-mata berharap ridho Allah swt.

Sabar dan tawakkal
Sikap sabar dan tawakkal perlu dipersiapkan sebelum kita berangkat haji. Bayangkan, saat di tanah suci, kita berada di daerah yang jauh dari tanah air dan bertemu dengan beragam tingkah laku manusia dengan kultur yang berbeda. Bila ada kejadian seperti tersesat atau tertimpa musibah maka tidak banyak yang bisa dilakukan selain bersabar dan bertawakal kepada Allah swt.

Membersihkan diri
Membersihkan diri yang dimaksud adalah mempersiapkan jiwa dan hati yang bersih, membuang segala bentuk sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, sombong, congkak, dendam, dan lainnya. Seorang jama'ah juga harus memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa kepada Allah Swt. Meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain jika ada kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat.
Membersihkan harta
Setiap muslim diwajibkan mencari harta yang halal dan baik dalam seluruh aktivitas ibadahnya, termasuk ibadah haji dan umrah. Allah berfirman, "Maka makanlah yang halal dan baik dari rezeki yang diberikan Allah pada kalian, dan bersyukurlah atas nikmat-Nya jika kalian menyembah hanya pada-Nya (Q.S. An-Nahl 16:114) Seorang jamaah harus menggunakan harta yang halal dan baik dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Mencukupkan harta
Mencukupkan harta yang dimaksud adalah jamaah harus meninggalkan harta yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan di tanah airnya. Seorang jamaah hendaknya tidak menunaikan ibadah haji dengan harta yang menjadi satu-satunya sumber kekayaan yang akan habis dengan pelaksanaan haji dan berakibat mudharat pada keluarga yang ditinggalkannya. Jadi, jamaah harus memiliki kelebihan harta yang bisa memberi jaminan bagi keluarga yang ditinggalkannya.

Melunasi hutang
Calon jamaah haji harus melunasi hutang-hutangnya sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji atau umrah. Seorang jamaah tidak boleh melaksanakan ibadah haji bila masih tersangkut hutang pada orang lain. Perlu diperhatikan bahwa masalah hutang yang tidak terbayar hingga jamaah meninggal dunia akan menimbulkan konsekuensi tertahannya ia di pintu surga, meskipun yang berhutang adalah seorang syahid yang wafat di medan jihad, sampai hutang-hutangnya terlunasi.

Persiapan fisik dan kesehatan
Persiapan fisik dan kesehatan meliputi kegiatan general check-up, konsultasi kesehatan, dan latihan fisik. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan terkait persiapan fisik dan kesehatan.
1. Periksa kehamilan
2. Identifikasi penyakit yang mungkin ada dan penanggulangnya.
3. Meminta rekomendasi dokter untuk obat yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi selama ibadah haji.
4. Meminta nasehat dokter tentang apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan terkait penyakit tertentu yang kita miliki.
5. Bagi penderita jantung, asma, diabetes, atau penyakit risiko tinggi harap meminta perhatian khusus dengan melaporkannya kepada petugas berwenang.
6. Senam aerobik secara teratur.
7. Berjalan kaki untuk membiasakan diri berjalan jauh di bawah terik matahari.

Itulah beberapa persiapan yang perlu dilakukan menjelang pemberangkatan haji. Semoga dengan persiapan yang matang, ibadah haji bisa kita jalankan dengan lancar dan menuntun kita meraih kemabruran. (Jng/RA)

Minggu, 10 Juni 2012

Bedah Fasilitas Haji Reguler

Bingung, mau pilih-pilih paket haji? Jangan khawatir, di website Cheria Travel ini, semua permasalahan terkait ibadah haji dan umrah akan dibahas, tidak terkecuali pembahasan seputar fasilitas paket haji yang ada saat ini.

Mitra haji dan umrah, bingung saat harus memilih paket pemberangkatan haji adalah hal yang wajar, terlebih bagi yang masih awam atau belum pernah pergi ke tanah suci. Pengetahuan yang minim adalah salah satu penyebabnya. Nah, kali ini kita akan membahas atau membedah sekilas fasilitas yang ditawarkan dalam paket haji reguler. Harapannya, informasi ini bisa dijadikan bekal persiapan bagi mitra haji dan umrah sebelum menunaikan ibadah haji.

ONH /BPIH reguler

ONH merupakan singkatan dari ongkos naik haji, sedangkan BPIH singkatan dari biaya penyelenggaraan ibadah haji. ONH/BPIH reguler jelas lebih murah dibandingkan dengan haji plus. Jika BPIH untuk haji plus berkisar minimal 70 jutaan, BPIH haji reguler hanya setengahnya, berkisar 35 jutaan.

Masa tunggu pemberangkatan (waiting list)

Masa tunggu (waiting list) haji reguler di setiap daerah bisa berbeda, tergantung dari sedikit banyaknya pendaftar di daerah yang bersangkutan. Ada yang hanya membutuhkan 2 tahun, 4 tahun, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun. Berbeda dengan masa tunggu pemberangkatan (waiting list) calon jamaah haji plus yang lebih cepat.

Lamanya ibadah di tanah suci

Pelaksanaan haji reguler sekitar 40 hari. Perinciannya, lama ibadah di Mekkah sekitar 20 hari, di Arafah - Mina 4 hari, dan di Madinah sekitar 6 hari.

Akomodasi dan konsumsi


Kebutuhan akomodasi dan konsumsi sehari-hari haji reguler selama di Mekkah harus diusahakan sendiri oleh para jamaah. Untuk makan, jamaah bisa memasak sendiri, membeli makanan di warung makan, atau memesan katering sendiri.

Adapun akomodasi dan konsumsi bagi jamaah haji reguler selama di Madinah ditanggung oleh pihak hotel. Biasanya, jamaah mendapatkan jatah makan dua kali. Satu porsi makan terdiri dari nasi dan lauk, ditambah buah dan minuman mineral. Secara keseluruhan, pemondokan atau maktab jamaah di Madinah ditempatkan di hotel yang relatif sangat dekat dengan Masjid Nabawi. Dengan begitu, jamaah tidak perlu mengeluarkan ongkos naik taksi, cukup dengan berjalan kaki.

Selama 4 hari di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, konsumsi juga ditanggung pihak maktab. Dengan begitu, jamaah tidak perlu merogoh kocek sama sekali untuk konsumsi karena sudah ditanggung pihak penyelenggara.

Penginapan

Disadari atau tidak, letak penginapan merupakan hal yang sangat penting bagi jamaah haji. Hal ini disebabkan kenyamanan beribadah tergantung pada jarak dan kenyamanan di jalan saat menuju tempat ibadah, baik di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.

Selain harus menghadapi suhu panas di siang hari dan suhu dingin di malam hari yang cukup ekstrim, jamaah juga menghadapi banyaknya debu saat angin bertiup. Semakin jauh jarak pemondokan ke masjid akan memperbesar risiko terpapar suhu dan debu tersebut.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah masalah keamanan. Tak sedikit jamaah yang tersesat jauh dari pemondokannya dan menjadi sasaran kejahatan seperti pencopetan maupun penipuan. Oleh sebab itu, semakin dekat pemondokan dengan tempat tujuan ibadah akan semakin baik.

Letak pemondokan jamaah haji reguler selama di Mekkah cukup bervariasi. Rata-rata, jamaah haji reguler dari Indonesia ditempatkan pada ring I yang berjarak maksimal 2 km dan ring II yang berjarak 4 km dari Masjidil Haram. Penempatan jamaah berdasarkan pemondokannya ditentukan dengan cara qur’ah (pengundian).

Bimbingan selama di tanah suci

Selama di tanah suci, semua jamaah haji mendapatkan bimbingan dalam mempermudah dalam menjalankan semua kegiatan, terutama di Mekkah, Arafah, Mudzdalifah, dan Mina. Saat ini, bimbingan bagi jamaah haji regular telah banyak dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). KBIH akan menuntun dan membimbing jamaah selama di tanah air maupun di tanah suci. Namun, pemerintah juga telah membentuk TPHI, yang merupakan petugas khusus dari Departemen Agama yang mendapatkan tugas mendampingi dan mempermudah pelaksanaan ibadah haji selama di tanah suci.

Bimbingan haji ini dilakukan agar para jamaah bisa beribadah dengan khusyu’, tidak kebingungan, dan pada akhirnya bisa meraih kemabruran. Memang, kemabruran haji hanya Allah yang tahu. Adapun jamaah haji sendiri yang harus menjemput dan mempersiapkan diri agar dimudahkan dalam meraih ibadah haji mabrur. Mabrur bukan ditentukan dari fasilitas yang diperoleh dan dinikmati selama menjalankan ibadah haji di tanah suci. Banyak jamaah haji regular, meskipun dengan keterbatasan waktu dan jarak tempuh dari pemondokan, tapi mereka mampu memaksimalkan ibadahnya di tanah suci. Mampu menjalankan ibadah shalat jamaah 5 waktu dan ibadah lain. Mereka benar-benar menyatukan niat dan keihlasan semata-mata mencari ridho Allah dalam memperoleh kemabruran.

Nah, inilah sekilas pemaparan fasilitas yang diberikan pada paket haji reguler. Paket haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama. (Jng/RA)

Jumat, 08 Juni 2012

Eits! Jangan Salah Ucapkan Talbiyah

Mitra haji dan umrah, seperti kita ketahui bersama, jamaah haji dan umrah tidak bisa lepas dari aktivitas mengucapkan kalimat talbiyah. Hal tersebut disebabkan mengucapkan talbiyah telah disyariatkan bagi para jamaah haji dan umrah. Berikut lafadz kalimat talbiyah.

Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innalhamda wan-nikmata laka wal-mulka laa syariika lak.

Memang, itulah kalimat talbiyah yang disyariatkan untuk diucapkan seluruh jamaah haji ketika menjalankan rukun Islam ke-5 ini di tanah suci. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat talbiyah di atas berarti:

“Kami datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, kami datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untuk-Mu semata, segenap kerajaan adalah milik-Mu, dan tidak ada sekutu bagimu.”


Wah, tampaknya mudah, ya? Tinggal menghapalkannya dan mengucapkannya saja. Namun, terdapat tata cara mengucapkan kalimat talbiyah, terkait waktu, tempat, dan beberapa hal lainnya yang perlu diperhatikan.

Waktu dan tempat bertalbiyah

Pengucapan kalimat talbiyah dimulai sejak seseorang berniat ihram sampai melempar jumrah Aqabah pada Hari Nahar. Waktu talbiyah tersebut berlaku jika jamaah haji yang bersangkutan berniat ihram untuk haji. Sementara jika jamaah berniat ihram untuk umrah maka waktu talbiyahnya dimulai sejak ihram sampai thawaf. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh sebagian besar fukaha seperti ats Tsawri, Asy Syafi’i, dan Abu Hanafi. Pendapat ini didasarkan pada sebuah hadits riwayat Ahmad di dalam kitabnya, Musnad Ahmad, yang menyebutkan bahwa Nabi saw terus-menerus mengucapkan talbiyah sampai beliau melempar jumrah.

Jika Ahmad dan Ishaq mengatakan bahwa waktu mengucapkan talbiyah dimulai dari ihraam hingga lemparan jumrah yang tiga, Imam Malik berpendapat bahwa waktu talbiyah dimulai dari ihram hingga terbenamnya matahari pada Hari Arafah.

Bagi jamaah haji wanita yang sedang ihram disunnahkan mengucapkan kalimat talbiyah terus-menerus. Dia bisa bertalbiyah dalam keadaan duduk, berdiri, berjalan, di atas kendaraan, bahkan dalam keadaan haid sekali pun. Disunnahkan juga untuk mengucapkan talbiyah saat hendak melakukan sesuatu seperti naik ke atas kendaraan, berkumpul bersama teman-temannya, saat berada di dalam Masjidil haram, Masjid Khayf, dan Namrah. Namun, jamaah haji wanita tidak disunnahkan bertalbiyah pada saat melakukan thawaf qudum, yaitu thawaf selamat datang yang dilakukan sesaat setelah memasuki kota Mekkah, serta saat melakukan sa’i. Selain itu, jamaah haji wanita juga tidak dianjurkan mengucapkan kalimat talbiyah pada saat mengerjakan thawaf ifadhah dan thawaf wada. Hal ini disebabkan waktu untuk bertalbiyah telah habis setelah jamaah haji melempar jumrah Aqabah.

Bolehkan wanita mengucapkan kalimat talbiyah dengan keras?


Dalam Buku Induk Haji & Umrah untuk Wanita, Dr. Ablah Muhammad al Kahlawi menuliskan bahwa terdapat dua pendapat menyikapi perlu keras atau tidaknya jamaah haji wanita saat mengucapkan kalimat talbiyah.

Pertama, para fukaha sepakat bahwa perempuan tidak disunnahkan untuk mengeraskan suara saat bertalbiyah. Jamaah haji wanita hanya boleh mengucapkan talbiyah dengan volume suara yang sekiranya hanya bisa didengarnya sendiri. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Malik, al Awza’i, Atha’, Mu’tazilah, dan Imam Syafi’i; berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Umar yang berkata, “ Perempuan hendaknya tidak naik melebihi Bukit Shafa dan Marwa dan tidak mengeraskan suaranya saat bertalbiyah.” (HR. Al Baihaqi). Riwayat serupa juga dikeluarkan oleh Ibnu Abbas.

Kedua, fukaha dari mazhab Zhahiriyah (kaum tekstualis), berpendapat bahwa hukum mengeraskan suara saat bertalbiyah adalah wajib, baik bagi jamaah haji pria maupun wanita. Hal ini disebabkan pada masa Nabi saw dan setelahnya, orang-orang bebas mendengarkan perkataan istri-istri beliau. Tidak ada satu pun orang yang melarangnya.

Sementara itu, Dr. Ablah Muhammad al Kahlawi sendiri cenderung pada pendapat pertama. Hal tersebut disebabkan adanya kesesuaian dengan kodrat wanita yang mempunyai rasa malu lebih besar. Di samping itu, merendahkan suara di tengah-tengah laki-laki itu jauh lebih aman bagi diri seorang wanita, yaitu tidak memancing perhatian laki-laki.

Nah, mitra haji dan umrah, demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan jamaah haji saat mengucapkan talbiyah. Jangan sampai ada yang mengucapkan talbiyah sendiri, padahal waktu bertalbiyah telah habis. Bisa-bisa kita menarik perhatian banyak orang karena mengucapkan talbiyah sendirian, sedangkan jamaah haji lainnya sudah tidak ada lagi yang mengucapkannya.

Kesalahan melakukan ibadah tidak pada waktunya seperti di atas bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seorang jamaah shalat subuh yang dengan percaya dirinya melakukan shalat sunnah rawatib setelah shalat subuh. Padahal, ada ketentuan yang mengatakan bahwa waktu setelah subuh hingga terbit matahari dan antara waktu ashar dan maghrib merupakan waktu di antara dua tanduk setan. Tidak diperbolehkan shalat di antara kedua waktu tersebut.

Jadi, beribadah tidak cukup bermodalkan niat yang baik dan lurus. Namun, dibutuhkan pula ilmu untuk melakukan amal ibadah yang dimaksud, yaitu pengetahuan tentang tata cara melaksanakan ibadah tersebut. (RA)

Minggu, 03 Juni 2012

Pahala Pertama di masjid kuba

- Pahala umrah tidak hanya bisa didapatkan di Masjidil Haram. Di Madinah juga terdapat masjid yang memiliki pahala seperti umrah jika salat dua rakaat di dalamnya. Ya, nama masjid ini adalah Masjid Quba.

salam haji masjid kuba
Jamaah Salamhaji / cheria travel
                                                                                   
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau Senin 8 Rabiul Awwal (23 September) 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Di Madinah, Masjid Quba merupakan salah satu masjid yang sayang sekali untuk dilewatkan. Inilah masjidMpertama yang didirikan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah saw yang mendesain masjid ini, bahkan ikut pula memikul batu bata dalam proses pembangunannya.Alquran surat At-taubah 108 mencatat bahwa Masjid Quba didirikan atas dasar takwa. “Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri”. (Surat At-taubah : 108). Masjid dengan luas tanah sekitar 5.035 meter persegi ini awalnya merupakan tanah bekas kebun korma milik seorang sahabat Rasulullah saw. Ketika pertama dibangun, masjid ini hanya memiliki luas 1.200 meter persegi. Di sinilah tonggak pertama syiar Islam yang bakal menerangi seluruh dunia dengan cahaya Ilahi. Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya. Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan  daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.

Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.


Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah saw mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kami.Setelah Rasulullah saw wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana.( HR. Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478). Diceritakan dalam hadist yang disampaikan ibnu Umar radiallahu anhu dan diriwayatkan bukhari. Nabi Muhammad SAW sering berjalanan kaki atau menunggang binatang tunggangan untuk berziarah di Masjid Quba pada hari Sabtu, kadang pada hari Senin. Dalam cerita yang lain, Rasulullah sering salat sunat di Masjid Quba untuk menunggu Sayyidina Ali, yang rumahnya berada di belakang masjid ini. Dalam hadist yang riwayatkan Tarmizi, Rasulullah pernah bersabda “barang siapa yang mengambil wudhu di rumahnya dan mendirikan salat di dalamnya, maka ganjarannya sama dengan umrah”. Menurut cerita, hadist ini keluar setelah warga Quba menyampaikan kepada Rasulullah bahwa warga Makkah sangat beruntung bisa melaksanakan umrah setiap waktu di masjidil haram. Jarak Madinah dengan Makkah sangat jauh. Dengan kendaraan bus saat ini saja ditempuh dengan lima jam perjalanan. Apalagi di Zaman Rasulullah SAW. Sehingga masyarakat Quba bisa mendapatkan pahala umrah setiap waktu dengan mendirikan salat di masjid ini.

           Dari kisah masjid Quba ini sungguh menambah kepercayaan kita akan keadilan Allah SWT kepada seluruh hambanya dalam memberikan kesempatan menggapai pahala-Nya.
Cr: arminarekasurabaya.wordpress.com, haji.okezone.com