Sabtu, 11 September 2010

Kisah Haji Mardud

Ini kisah seorang pengusaha kaya. Sebut saja namanya Mardud. Memiliki kekayaan lebih membuat dirinya termotivasi untuk menikah lagi, entah apa niatnya. Akhirnya ia dapat mempersunting seseorang yang 20 tahun lebih muda darinya. Namanya Hasanah. Istri pertamanya yang bernama Maemunah, walaupun sering cemburu tetapi bisa menerima kehadiran Hasanah.

Beberapa tahun menikah dengan Hasanah, bisnisnya makin berkembang pesat dengan keuntungan berlipat. Singkat kata, Mardud menjadi buah bibir orang banyak. Ia dikatakan sebagai orang yang pelit dan tidak mau haji walaupun sudah mampu. Ternyata, berita ini terdengar sampai ke telinga Mardud.

Mardud berang, ia pun meradang. Tetapi ia segera ambil langkah penting untuk menyelamatkan reputasinya. Melalui utusannya ia melakukan aksi sosial bagi-bagi sembako. Supaya orang-orang melihatnya sebagai dermawan, bukan lagi orang pelit. Satu lagi, ia segera ambil formulir haji dan mendaftar haji. Dua istrinya juga di daftarkan. Beberapa waktu, Undangan manasik pun datang. Tetapi Mardud tak pernah datang, juga istrinya. Mereka sibuk dengan bisnisnya.

Dan tiba-tiba waktunya berangkat haji pun menjelang. Ia pun lekas-lekas belajar memakai pakaian ihram agar tidak melorot nanti di tanah suci. Dan yang lain ia belajar doa sapu jagad sebagai doa andalannya di Mekkah.

Tiba waktunya pesawat mendarat di bandara jeddah. Ihrampun sudah fasih di kenakannya. Ketika melihat ka'bah ia berdecak kagum melihat keindahannya. Lalu ia mengikuti rombongan untuk Thawaf. Namun saking penuhnya berdesak-desakan, ia terpisah dari rombongan. Termasuk dengan istrinya. Untungnya si Mardud ingat bahwa putaran Thawaf berjumlah tujuh. Dan doa yang bisa dilantunkan adalah doa sapu jagad.

"Robbanaa aatinaa fiddunya hasanah, wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannaar"..Doa itu terus meluncur dari mulut Mardud. Pada putaran keenam ia bertemu dengan istri pertamanya, Maemunah. Si istri senangnya bukan main lalu merangkul tangan sang suami agar tidak terpisah. Tetapi wajahnya seketika berubah. Tidak tahan, ia ngomong ke suaminya, "Kok dari tadi nyebut-nyebut Hasanah melulu. Aku cemburu nih.."

" Lho..ini kan doa sapu jagad yang diajarkan pak kiai.." jawab Mardud. "Iya..tapi aku juga pengen dong di doain..jangan Hasanah terus.." Mendengar rajukan istrinya yang cemburu. Mardud pun menurut, dan mengganti doanya " Robbanaa aatinaa fiddunya maemunah.."dan seterusnya. Astaghfirullaah, Mardud. Begitulah haji tanpa ilmu.



*** Kisah sejenis ini pernah saya baca di buku 30 Kisah teladan. Entah kisah nyata atau bukan. Tetapi ada pelajaran tentang niat dan ilmu di sana. Semoga bermanfaat. Dan tersenyum dong.. 

Travel Haji dan Umroh Plus PT happy Prima Wisata